Jumat, 30 Desember 2011

‘Untuk mereka yang tak pernah menengok kebelakang’


Suatu ketika seorang ibu setengah baya bicara,  korusi dilakukan itu oleh orang yang tak pernah menunduk, tak punya rasa malu apalagi menyempatkan diri untuk menengok ke belakang. Sebenarnya mereka tak tau apa yang ada dibawah jika ia menunduk ,duri-duri yang runcing, api panas yang melebihi 1000 kali panas yang paling panas dibumi, tombak yang siap menusuk tubuh, dan pasukan Tuhan yang siap menyiksa. mereka belum merasakan,kita pun sebagai umat Tuhan pun juga tak tahu.dan mereka pun harus menyempatkan 2 detik saja untuk elihat apa yang sebenarnya ada di belakang, mulut-mulut kecil yang kelaparan, rumah-rumah reot yang sebenarnya menginginkn bantuan . tak hayal lagi mereka hanya mampu berjalan dengan arah kedepan dan mengangkat tinggi-tinggi dahi mereka seakan menjemput impian untuk jalan-jalan ke luar ngeri, memiliki mobil mewah, rumah mewah, istri yang cantik, keluarga yang bahagia dengan limpahan harta, tapi entah lah apakah mereka memikirkan biaya yang mereka keluarkan itu?apakah keluarganya tau kalau sebenarnya uang itu merupakan uang rakyat cilik yang miskin, tak tahu malu memang kalau mereka sebenarrnya tahu, tapi mereka terkadang berpura –pura tidak tahu, hingga masanya ketauan mereka pun masih beralibi tidak tahu dengan berpura pura sakit lupa, sungguh lucu negeri ini jika dipenuhi manusia seperti itu,mau jadi apa jika Negara ini terserang penyakit lupa. Ilmu untuk menghelak semakin berkebang melebihi perkembangan ilmu pengetahuan, coba kita pikirkan jika ada perkembangan ilmu atau teknik yang menemukan alat untuk medeteksi korupsi bagi pejabat, tapi sayangnya yang berkembang hanya ilmu untuk menghindari kecurangan yang diperbuatnya, mungkin dengan berdalih sakit, kabur ke luar negeri, berpindah jabatan untuk menutupi kedoknya, sakit lupa ingatan, bahkan jikalau nanti kehabisan akal mungkin sakit diare pun akan dijadikan alasan untuk mangkir dari peradilan, sungguh hebat mereka sekolh tinggi-tinggi tapi hanya bisa mencuptakan kreativitas untuk mangkir dari dakwaan. Hebat buka manusia-manusia ini,
sebenarnya satu menit, mungkin terlalu lama, satu detik saja untuk saja untuk menunduk mersakan bagaimana keadaan yang ada dibawah, keiskinan, bencana yang perlu penanganan, kelaparan dan bahkan punahnya rasa solidaritas anatr sesama, korupsi yang menyisakan kemiskinan akibat manusia yang tak mampu menengok kehidupan dibelakang.

Purbalingga, 28 desember 2011
Nureni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar